Salah satu modal utama manusia hidup adalah ilmu pengahuan,
karena dengan pengetahuan yang luas, kita dapat terus berevolusi menjadi
manusia yang lebih baik. Dari saat awal bayi mulai lahir, merangkak, berjalan, berlari,
bicara, bertingkah laku sampai mereka bisa dan bertangung jawab atas sesuatu yang
mereka lakukan sendiri tak lepas dari didikan orang tua. Karena itulah orang
tua selalu berusaha memberikan yang terbaik demi kemajuan anak mereka, termasuk
pendidikan yang layak. Akan tetapi di tengah semangat mereka untuk mendapatkan
pendidikan yang baik, tidak selalu disertai dukungan penuh, baik dari
pemerintah maupun masyarakat sendiri.
Berikut adalah kondisi dunia pendidikan di Indonesia yang
berhasil saya rangkum, dari berbagai wilayah di Indonesia.
·
MAGETAN
Pemerintah Magetan menetapkan kuota penerimaan murid tahun 2011 berjumlah
28 siswa, tahun 2012 meningkat menjadi 36 siswa per sekolah. Namun kuota
sebesar itu dianggap pihak sekolah terlalu berat. Seperti yang terjadi di SD
Semen, tahun ajaran 2012 murid kelas 1 hanya berjumlah 5 siswa saja, menurun
dari tahun lalu yang berjumlah 10 murid. Hal serupa juga terjadi di SD
Nguntoronadi 1, jumlah murid kelas 1 tahun ini hanyalah 2 siswa saja.
Menurut Dinas Pendidikan setempat, hal ini terjadi dikarenakan beberapa
hal, diantaranya suksesnya program KB, banyaknya jumlah warga usia produktif
yang pergi ke luar daerah untuk bekerja, dan banyaknya orang tua murid yang
lebih memilih menyekolahkan anak mereka ke kota yang dianggap lebih maju
pendidikannya dibanding sekolah-sekaloah daerah yang terletak di pinggiran
kota.
Bahkan jumlah murid baru kelas 1 tahun 2012 di kecamatan ini hanya 29
siswa, itu jauh dari kuota yang diberikan oleh pemerintah.
·
TULUNGAGUNG
Kondisi lebih baik bisa dilihat di kota Tulungagung, dengan dana BOS yang
dicairkan pemerintah sebesar 20 miliar rupiah, jumlah ini sudah meningkat
dibanding tahun lalu sebesar …miliar rupiah.
Dari total anggaran sebesar itu dibagi untuk SD sebesar … sedangkan SMP
sebesar …
Semestinya dengan adanya bantuan dari pemerintah, pihak sekolah sudah
tidak mempunyai alasan untuk menarik iuran sekolah lagi dari siswa. Tapi dari
informasi yang saya dapat, terindikasi adanya tindak kecurangan dari pihak
sekolah dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menarik biaya perbaikan
gedung atau pembangunan fasilitas sekolah dengan jumlah yang tidak sedikit. Hal seperti ini bisa
menjadi ladang mencari keuntungan pihak sekolah dengan dalih demi kebaikan
siswa didik nya, yang secara tidak langsung juga merugikan pihak orang tua
siswa, apalagi bila ada dalam kondisi yang bisa dibilang tidak mampu.
Dalam rapat di salah satu sekolah negeri di Tulungagung diutarakan oleh
pihak sekolah kepda wali murid,” Uangnya jangan dihabiskan semuanya untuk hari
raya, disimpan saja untuk sekolah ananknya” hal ini diterjemahkan oleh banyak
wali murid bahwa pihak sekolah tidak akan menarik biaya pada waktu dekat, tapi
sedang dirundingkan dan akan diberi pengumunman besarnya biaya yang akan
dikeluarkan setelah hari raya.
·
BREBES
Di salah satu daerah di Brebes tepatnya SDN Pasar Batang ini terlihat
begitu semangatnya orang tua murid untuk menyekolahkan buah hatinya, mereka tampak
begitu antusias ketika dimulainya ajaran baru, dengan masuk sekolah lebih awal.
Tapi yang terlihat justru dinilai terlalu berlebihan dikarenakan orang tua
murid mengantarkan anaknya sekolah pukul 3-4 pagi, padahal jam awal pelajaran
masih dimulai pada pukul 7 pagi.
Kata salah satu orang tua murid yang bersekolah di sekolah itu hal ini
biasa terjadi setiap tahun karena mereka ingin anaknya mendapatkan tempat duduk
di barisan paling depan, sehingga mau tidak mau mereaka harus berebutan bangku
sekolah dengan orang tua murid yang lain.
Memang kita patut mengacungkan jempol dengan semangat orang tua murid
yang mengantarkan anak mereka dengan datang lebih awal, tapi hal ini bisa juga
berakibat kurang baik pada anak mereka sendiri, bisa saja mereka justru
tertidur saat jam pelajaran sekolah sedang berlangsung.
·
BANTEN
Kondisi miris justru terjadi di salah satu provinsi di pulau Jawa, yang
seharusnya pendidikannya lebih maju bila dibadingkan dengan pulau lain di
Indonesia. Banyak anak yang harus menyeberang jembatan yang rusak di salah satu
sisinya hingga nyaris putus, tepatnya Desa Sanghiang, Lebak Banten. Setiap hari
mereka harus berjumpa dengan bahaya yang mengancam keselamatan mereka untuk
sampai ke sekolah. Memang patut dipertanyakan perhatian pemerintah yang terkesan
diam dan menutup mata dengan kondisi ini.
Berita ini sampai diberitakan oleh beberapa media di Inggris, bahkan
menyebut aksi mereka “ Indiana Jones” karena adegan di salah satu scene film
itu sama dengan apa yang dihadapi oleh anak-anak itu setiap hari.
Entah karena malu atau sedang menyiapkan rencana yang terlalu lama
pemerintah daerah setempat akhirnya meninjau lokasi jembatan rusak itu. Mereka
mengatakan akan segera memperbaikan jembatan itu agar anak-anak yang
bsesemangat menuntut ilmu tidak mengahadapi bahaya seperti itu lagi. Namun dana
yang disiapkan terbilang kecil yaiyu 600 juta rupiah, jauh bila bandingkan
dengan anggaran rapat DPR sebesar 20 miliar rupiah.
Kita lihat saja hasil dari komitmen pemerintah, apakah sungguh-sungguh
atau hanya setengah hati mengatasi masalah ini?
Lepas dari semua permasalahan yang menghadapi dunia
pendidikan di Indonesia, setidaknya semangat untuk menuntut ilmu para generasi
muda masih tinggi, walau pun itu hanya seberapa saja. Tinggal peran serta
masyarakat dan perhatian pemerintah yang akan menentukan nasib dunia pendidikan
di Indonesia, baik atau semakin buruk?


memang seperti itulah realita yang ada sedama ini
BalasHapus